Jakarta - Belum lama ini, mantan asisten pelatih Timnas Indonesia, Alex Pastoor, buka-bukaan kepada Media Belanda setelah dipecat PSSI pasca-kegagalan lolos ke Piala Dunia 2026.
Diketahui Timnas Indonesia kalah 2-3 dari Arab Saudi dan 0-1 dari Irak pada ronde keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026. Hasil yang memastikan langkah skuad Garuda terhenti dan melupakan Piala Dunia tahun depan.
Kemudian PSSI memilih untuk memutus kontrak Patrick Kluivert sebagai pelatih Timnas Indonesia beserta jajarannya, termasuk Alex Pastoor, meski baru bekerja selama sembilan bulan.
Alex Pastoor juga blak-blakan terkait tiga poin utama yang awalnya disepakati dengan PSSI, termasuk lolos ke Piala Dunia 2026.
Namun, Pastoor melihat mencapai Piala Dunia 2026 tidak logis mengingat ranking FIFA Timnas Indonesia pada saat itu hanya ke-119, sementara Arab Saudi ke-59 dan Irak ke-58.
"Seperti yang saya pahami, kesepakatannya terdiri dari tiga bagian. Yang pertama, tentu saja akan luar biasa jika berhasil lolos ke Piala Dunia, tapi dengan posisi peringkat ke-119 dunia, itu bukan hal yang mudah dan realistis," ungkap Pastoor.
Tak Sependapat
Mantan penggawa Timnas Indonesia, Rochi Putiray baru-baru ini menjadi narasumber Nusantara TV, menyoroti pernyataan Alex Pastoor.
Ia tak setuju dengan pendapat pelatih berusia 58 tahun tersebut soal ranking FIFA ikut menentukan sebuah prestasi tim menuju Piala Dunia.
Rochi Putiray dikenal sebagai striker andalan Timnas Indonesia pada periode 90-an. Ia mencatat 41 penampilan dan 17 gol untuk Timnas Indonesia.
"Saya kira kalau macam masalah lolos ke Piala Dunia itu bukan soal peringkat FIFA, tapi bagaimana kepengurusan. Artinya ada support dari negara dan ee kepengurusannya itu benar, ke pelatihan juga benar.
Contoh Negara-Negara Afrika
Rochi Putiray mengambil contoh tingginya motivasi dari negara-negara di Afrika yang secara tradisi bukan pemenang Piala Dunia. Namun dengan ranking FIFA yang tak terlalu baik, nyatanya dapat mewujudkan ambisi lolos ke putaran final Piala Dunia.
Timnas Maroko dan Senegal memang punya ranking FIFA di posisi 20 besar. Namun Cape Verde berhasil mencatat sejarah lolos ke Piala Dunia dengan ranking FIFA ke-71. Atau Ghana kembali ke Piala Dunia dengan bekal ranking ke-73 FIFA.
"Kita lihat di negara-negara Afrika sana juga mereka punya keterbatasan kehidupan yang lebih parah juga dari kita. Dan mereka bisa punya motivasi, mereka bisa punya tujuan dan mereka bisa masuk," jelas mantan bomber Arseto Solo dan Persija Jakarta.
"Artinya peringkat itu bukan e masuk lolos Piala Dunia itu bukan berdasarkan peringkat, tapi bagaimana kesiapan kita secara pribadi, secara tim, secara organisasi, siapa apa tidak," tegasnya.
Sumber: Nusantara TV