Bola.com, Jakarta - Cyrus Margono belakangan ini menjadi perbincangan. Margono mengaku masih memiliki hasrat yang kuat untuk segera mendapatkan kesempatan membela Timnas Indonesia.
Keinginan Cyrus Margono itu tampak berbuah manis. Pelatih kiper Timnas Indonesia, Sjoerd Woudenberg mengungjungi langsung Margono di Kosovo, Kamis (24/4/2025).
Baru-baru ini Bola.com mendapatkan kesempatan melakukan wawancara eksklusif dengan Cyrus Margono. Banyak hal yang disampaikan Margono kepada kami. Salah satunya mengenai statusnya yang bukan pemain naturalisasi.
"Jadi saya awalnya memang Warga Negara Indonesia (WNI) dan Anda tahu, saat kita masih berusia 21 tahun, kita harus memilih. Jadi, saya sudah memiliki kewarganegaraan Indonesia dan kemudian saya, saya melewatkan tenggat waktu untuk memilih itu," jelasnya.
Di episode Bola Break kali ini, kita kedatangan tamu spesial: Cyrus Margono, kiper muda keturunan Indonesia yang saat ini bermain di Liga Kosovo. Dalam obrolan santai dan mendalam ini, Cyrus buka-bukaan soal tantangan yang ia hadapi di Eropa Timur...
Proses Ulang

Cyrus Margono menyebut dirinya melewatkan batas waktu untuk memilih kewarganegaraan. Sehingga sosok berusia 23 tahun ini harus menjalani proses ulang untuk mendapatkan paspor Indonesia.
Namun, Cyrus Margono merasa bersyukur karena banyak pihak yang membantu proses dirinya untuk mendapatkan paspor Indonesia.
"Jadi, saya harus memulai lagi prosesnya. Untungnya, banyak orang membantu. Butuh waktu lama, tetapi banyak orang membantu dan saya terbantu dengan adanya PP Nomor 21 2022 Soal Kewarganegaran," kata Cyrus Margono.
"Jadi, butuh waktu lama, tetapi akhirnya bisa mendapatkan paspor," tandas Cyrus Margono.
Masih Ingin di Eropa

Lebih lanjut, Cyrus Margono mengaku sangat tertarik untuk mencoba kompetisi sepak bola Asia, termasuk Indonesia. Namun, Margono masih ingin terus memupuk mimpi di Eropa.
"Mungkin di masa mendatang, tentu saja. Akan menyenangkan untuk kembali ke Asia dan bermain. Namun, saya pikir sekarang, sangat penting bagi saya untuk melanjutkan karier di Eropa karena saya sudah jauh-jauh datang ke sini dan saya tidak ingin meninggalkan apa yang sedang saya perjuangkan," ujarnya.
{{ comment.content }}