Jakarta - Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB), Ferry Paulus, mengungkapkan bahwa Arema FC akan tetap berkandang di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.
Arema FC masih menyisakan satu pertandingan kandang lagi di BRI Liga 1 2024/2025 dengan meladeni perlawanan Semen Padang dalam pekan ke-34 pada 24 Mei 2025.
"Berita terakhir masih tetap di Kanjuruhan karena update terakhir dari kepolisian, baik itu Polres Malang maupung Polda Jawa Timur," ujar Ferry.
"Ini menjadi pelajaran yang penting untuk bisa melakukan terobosan-terobosan penyelenggaraan, yang sudah dua tahun lebih tidak dilakukan di Kanjuruhan," jelasnya.
Branko Ivankovic, pelatih Timnas China, berada di ujung tanduk! Laga krusial melawan Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 jadi penentu nasibnya. Jika China gagal melaju ke babak keempat, Ivankovic terancam dipecat oleh Federasi Sepak Bola...
Pelemparan ke Bus Persik

Terjadi pelemparan ke bus Persik Kediri ketika Arema FC kembali bermain di Stadion Kanjuruhan pasca-tragedi Kanjuruhan pada Oktober 2022.
Sesudah Arema FC keok 0-3 dari Persik dalam pekan ke-32 BRI Liga 1 pada 11 Mei 2025, bus Persik mendapatkan serangan yang menyebabkan kaca bus pecah.
"Detailnya belum ketahuan. Saya mendapatkan laporan dari teman-teman di Malang, termasuk Polres Malang, bahwa melihat dari postur tubuh dan fisiknya, seperti anak-anak," ucap Ferry.
"Untuk wajahnya, saya tidak terlalu melihat. Dia memakai celana pendek jadi kesannya antara anak berusia 13-15 tahun," ungkap Ferry.
Kecewa
PT LIB kecewa dengan insiden itu. "Ya pasti, apalagi terjadi Malang dan sekitar Kanjuruhan. Kami rondain terus. Kami komunikasi dengan kepolisian meminta kriminal ini harus diusut," terang Ferry.
"Kemarin juga kami masih tanyakan kepada pihak kepolisian karena kami juga memiliki interansi dengan kepolisian di sana."
"Jangan ini dibiarkan karena ini kasus kriminal, harus mendapatkan hukuman sesuai dengan kaidah UU yang ada," imbuh Ferry.
Pernyataan Arema FC
Pada 12 Mei 2025, GM Arema FC, Yusrinal Fitriandi, mempertimbangkan untuk tidak berkandang di Stadion Kanjuruhan lagi.
Kami kecewa dengan beberapa stakeholders pertandingan kemarin. Tiga tahun kami berusaha mempertahankan eksistensi klub. Bersungguh-sungguh untuk kembali ke rumah sendiri. Sementara itu banyak pihak tiada henti mencaci-maki klub, yang di satu sisi klub berusaha bertahan dan tabah menghadapi padahal klub mengalami masa sulit dengan keterbatasan dana, karena tidak ada pemasukan lantaran harus terusir, rasanya hanya cukup sisa tenaga, semangat dan niat tulus mempertahankan klub ini. Kami terasa sudah berdarah darah, sekuat daya dan upaya kami lakukan, namun hasilnya seakan-akan kita tidak dihormati di sini.
Kami mengingatkan suporter itu pendukung, tiga tahun mereka tidak dapat memberi dukungan ke Arema FC, begitu kita pulang, alih-alih dukungan yang didapat tapi justru tuntutan kesempurnaan yang berlebihan harus dituruti. Pihak keamanan mohon lakukan evaluasi, tuntutan kesempurnaan dari sisi mereka yang akhirnya semua dibebankan ke Arema FC. Laga kemarin itu level renpam high risk match, dan Arema FC sudah penuhi semuanya. Kami prihatin kejadian pelemparan bus Persik terjadi di area zona 4 di luar area stadion yang menjadi konsen pihak keamanan.
Dari sisi produksi semua upgrading kami lakukan mulai ring 1, ring 2, sampai ring 4 sesuai regulasi dan kebutuhan renpam. Kami memahami semua harus dilakukan untuk kepentingan dan keamanan jalannya pertandingan, kami memahami ini "Stadion Kanjuruhan". Manajemen selalu jadi bahan cercaan, seolah pelaku utamanya pelemparan bus, entah itu oknum atau seseorang atau kelompok yang merasa bahwa perilakunya tidak salah. Sekali lagi kejadiannya terjadi di area zona 4 di luar kawasan stadion dan jauh dari kewenangan Panpel. Semestinya bisa diantisipasi.
Polisi harus tangkap dan ungkap pelaku dan motif pelemparan bus Persik Kediri. Jika pelaku kecewa dengan terkait penyelenggaraan atau kecewa karena Arema FC kalah, kenapa tidak dilimpahkan ke kami? Semua harus berubah, manajemen sudah selalu jalankan semua arahan dan masukan. Berbagai forum komunikasi pun sudah kami lakukan antar stakeholder. Ayo berpakta integritas, jangan semuanya salah manajemen, intropeksilah.
{{ comment.content }}