v21_ad_650_70
Daily Live Sepak Bola Hidup Permainan Bola Basket Berita Olahraga Klasemen
Posisi saat ini:Rumah > Pesan >

Mengenal Parade Kapten Timnas Indonesia dari Masa ke Masa: Fakhri Husaini, Bambang Pamungkas, hingga Boaz Solossa

2025-05-17 16:30:03 Views:0
Ekspresi kegembiraan kapten Timnas Indonesia, Jay Idzes, setelah mengalahkan Timnas Bahrain 1-0 pada matchday kedelapan Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (25/3/2025). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Jakarta - FIFA belum lama ini memberikan pujian kepada Jay Idzes. Via akun Instagramnya, @fifaworldcup, otorita sepak bola dunia itu menyebut Jay Idzes sebagai pemimpin. Pemain Timnas Indonesia lainnya yang juga disanjung adalah Calvin Verdonk.

"Mereka yang dipercaya sebagai pemimpin di lapangan!" tulis FIFA. 

FIFA melontarkan sanjungan, terkait kinerja keduanya di laga terakhir bersama klubnya masing-masing.

Venezia meraup tiga angka usai mengalahkan Fiorentina 2-1 dalam lanjutan Serie A 2024/2025 di Stadio Pier Luigi Penzo, Selasa (12/5/2025). Di laga ini, Jay Idzes kembali dipercaya sebagai kapten.

Sementara, Calvin Verdonk, juga dalam kapasitas sebagai kapten, mempermalukan pemuncak klasemen Eredivisie, Belanda, musim ini, Ajax, tiga gol tanpa balas.

Walau tak mencetak gol dalam lawatan ke Johan Cruijff Arena, Amsterdam, Minggu (11/5/2025), kemenangan fantastis NEC Nijmegen tak lepas dari kontribusi Calvin Verdonk.

Menjadi kapten memang tak gampang. Bisa dibilang ngeri-ngeri sedap. Jika sebelum pertandingan semua beban dipikul pelatih, maka di saat pertandingan beban berpindah pe pundak sang kapten.

Adapun Jay Idzes, ia tak hanya seorang leader di Venezia. Bek yang kaitkan dengan Juventus itu juga menjabat kapten di Timnas Indonesia.

Timnas Indonesia tentunya sangat beruntung punya seorang kapten sekelas Jay Idzes, sosok petarung di kasta tertinggi Italia. Ia juga disebut-sebut masuk incaran sejumlah tim jelang datangnya jendela transfer musim panas Juni bulan depan.

Sejak resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) pada akhir Desember 2023, pemain naturalisai berdarah Semarang ini sudah mengantongi sembilan caps dan tak tergantikan sebagai bek tengah.

Performanya yang luar biasa serta kedisiplinannya yang tinggi, baik di dalam maupun di luar lapangan, membuat pemain berusia 24 tahun itu dipercaya sebagai kapten menggantikan Asnawi Mangkualam.

Kini, Jay Idzes berpeluang mengukir sejarah. Jika Skuad Garuda bisa lolos ke Piala Dunia 2026, maka Bang Jay akan dikenang sebagai kapten paling fenomenal yang memimpin Indonesia di kenduri tertinggi empat tahunan besutan FIFA.

Ngomong-ngomong soal kapten Timnas Indonesia, tak komplet rasanya jika tak membuka lembaran sejarah jauh sebelum Jay Idzes berada di bawah naungan panji-panji Merah Putih.

Tak kalah berkarisma dengan skil di atas rata-rata, berikut parade eks kapten Timnas Indonesia. 

 


Fakhri Husaini

Pelatih Timnas Indonesia U-19, Fakhri Husaini (Bola.com/Yoppy Renato)

Lahir di Lhokseumawe, Aceh, 59 tahun silam, Fakhri Husaini meriupakan salah satu ikon sepak bola Indonesia. Namanya harum, melintasi berbagai generasi.

Di masa jayanya, Fakhri Husaini pernah memperkuat sejumlah klub. Hanya saja, ia identik dengan PKT Bontang karena waktunya yang sangat lama di sana, 1991–2001.

Di Timnas Indonesia, tak ada yang meragukan Fakhri Husaini. Ia masuk skuad timnas dari 1988 hingga 1997 dengan 42 caps. Dari rentang waktu tersebut, Fakhri Husaini beberapa kali didapuk sebagai kapten.

Peran sentralnya di lini tengah selaku pengatur serangan menorehkan pencapaian terbaik kala timnas menggondol medali perak SEA Games 1997.

Pensiun tak lantas membuat Fakhri Husaini menjauh dari sepak bola. Ia meneruskan kariernya sebagai pelatih, termasuk menukangi Timnas Indonesia U-16 yang sukses menjadi yang terbaik di Piala AFF U-16 2018.

 


Ponaryo Astaman

Dua pemain Timnas Indonesia, Ponaryo Astaman (11) dan Harry Saputra mencoba membayangi penyerang Timnas Qatar, Abdulaziz Karim di Piala Asia 2004 (AFP/Frederic Brown)

Ban kapten Timnas Indonesia juga pernah melingkar di lengan kekar Ponaryo Astaman. Penunjukannya sebagai leader tentunya tak asal-asalan.

Ponaryo Astaman dianggap mampu karena kiprahnya yang cemerlang di level klub. Sebelum naik pangkat ke tim senior pada 2003, ia sudah menunjukkan bakatnya kala berkostum PKT Bontang dan PSM Makassar.

Setahun berselang, pria kelahiran Balikpapan, 25 September 1979, tersebut secara mengejutkan didaulat sebagai Pemain Terbaik Divisi Utama 2004.

Ponaryo Astaman eksis di timnas hingga 2013. Mantan pemain Sriwijaya FC dan Persija Jakarta beberapa kali menjabat sebagai kapten. Fans timnas akan selalu mengenang Ponaryo Astaman karena gocekan maut serta umpan-umpannya yang sangat memanjakan.

 


Boaz Solossa

Boaz Solossa, kapten Timnas Indonesia di Piala AFF 2016 yang sayang keluarga. (Bola.com/Peksi Cahyo)

Di Timnas Indonesia, penampilan Boaz Solossa selalu dinanti. Di mana pun timnas bertanding, selama masih di wilayah NKRI, stadion pasti penuh sesak. Semua ingin melihat aksi dan sensasi Boci.

Ya! Boaz sudah menunjukkan kemilaunya di usia yang sangat muda. Ia terbilang awet di timnas. Bagaimana tidak, talenta Papua yang melegenda bersama Persipura Jayapura itu memperkuat timnas dari 2004 hingga 2018.

Pengalaman serta keseniorannya membawa Boaz mengemban tanggung jawab berat sebagai kapten. Meski tak pernah mempersembahkan gelar juara, tapi sukses Skuad Garuda menjadi runner up di Piala AFF 2004 dan 2016 tak luput dari kontribusi Boaz.

 


Bambang Pamungkas

Timnas Indonesia dibawah asuhan Ivan Kolev berhasil mencukur Timnas Filipina dengan skor 13-1. Bambang Pamungkas dan Zaenal Arif paling banyak menjebol gawang Filipina dengan masing-masing empat gol. (AFP/Weda)

Krisis striker Timnas Indonesia dalam tiga tahun terakhir membuat rakyat Indonesia rindu dengan kehadiran sosok striker sekaliber Bambang Pamungkas.

Bepe, demikian sang legenda biasa disapa, tak terbantahkan lagi merupakan seorang bintang sekaligus tumpuan timnas.

Legenda hidup Persija Jakarta yang kini berusia 44 tahun tersebut sudah mencuri perhatian sejak dipanggil ke Timnas Indonesia pada 1999. Sejak saat itu, nama Bepe terus melambung. Hingga 2012, ia nyaris tak pernah absen di lini depan Skuad Garuda.

Ketenangan, kewibawaan, serta leadershipnya membawa Bepe ke jabatan strategis yakni kapten Timnas Indonesia. Kenangan terindahnya selama memperkuat timnas terukir dalam sejarah Piala AFF, empat kali runner up (2000, 2002, 2004, 2010).

 


Asnwasi Mangkualam

Duel antara pemain sayap Timnas Argentina, Alejandro Garnacho, berduel dengan kapten Timnas Indonesia, Asnawi Mangkualam, dalam laga FIFA Matchday di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan, Jakarta, Senin (19/6/2023). (Bola.com/Abdul Aziz)

Di era Timnas Indonesia masih dipegang Shin Tae-yong, Asnwasi Mangkualam terbilang istimewa. Usia muda tak membuatnya terpinggirkan. Sebaliknya, anak Makassar kelahiran 4 Oktober 1999 menjelma menjadi pilar krusial di skuad utama STY.

Dari mulai pemain pengganti, langganan starting XI, bahkan dipercaya sebagai kapten, semua dilakoni Asnwasi Mangkualam dengan dedikasi tinggi.

Kendati tak lepas dari kritik, tapi tak ada yang berani membantah kalau pemain kepunyaan Port F.C, Thailand, punya kontribusi yang tak sedikit di balik kesuksesan Indonesia melaju ke putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.

Asnwasi Mangkualam pun harus pasrah ketika ban kapten kemudian harus diberikan kepada Jay Idzes, seiring dengan berjalannya waktu.

Kans Asnwasi Mangkualam kembali ke timnas besutan Patrick Kluivert terbuka lebar, menyusul cederanya Kevin Diks.

Asnwasi Mangkualam disebut-sebut akan dipanggil pulan untuk mengikuti TC timnas di Bali jelang lanjutan laga Grup C melawan China pada 5 Juni mendatang.

Komentar

captcha
Kirim komentar
  • Gambar profil
    {{ currentUser.username }} {{ comment.created_at }} IP:{{ comment.ip_addr }}

    {{ comment.content }}

Belum ada komentar

Berita yang direkomendasikan

Berita yang direkomendasikan

Video yang direkomendasikan