Jakarta - Timnas Jepang yang sudah memastikan tiket ke Piala Dunia 2026 kini justru menjadi sumber kekhawatiran baru bagi China—negara yang sedang berada di ambang kegagalan lolos dari fase kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Media Jepang, Soccer Digest, melaporkan pada 19 Mei bahwa Jepang kemungkinan besar akan melakukan rotasi besar-besaran dalam dua pertandingan terakhir Grup C babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Hal ini langsung memicu kecemasan dari kubu China.
Di bawah asuhan pelatih Hajime Moriyasu, Tinnas Jepang akan menghadapi Australia (5 Juni, tandang) dan Indonesia (10 Juni, kandang).
Dengan catatan impresif tak terkalahkan dalam delapan laga awal (enam menang, dua imbang), Jepang telah menjadi negara pertama di dunia yang memastikan lolos ke putaran final Piala Dunia 2026.
Namun, menurut Soccer Digest, justru status "sudah lolos" inilah yang membuat Jepang kemungkinan besar akan memprioritaskan kebugaran pemain ketimbang hasil di dua laga sisa.
"Pertandingan ini tetap penting, tetapi Jepang kemungkinan akan mempertimbangkan kondisi fisik pemain. Hal ini membuat China merasa terancam," tulis mereka.
Pelatih Barcelona, Hansi Flick, mengungkapkan rasa bangganya terhadap capaian yang telah diraih anak-anak asuhnya. Baginya, Barcelona adalah keluarga.
Posisi Genting Timnas China
Timnas China, di sisi lain, berada dalam posisi genting. Hanya meraih dua kemenangan dari delapan laga, Tim Naga kini terdampar di dasar klasemen.
Namun, peluang tipis masih ada. Dengan perluasan jumlah peserta Piala Dunia menjadi 48 tim, Asia kini memiliki jatah setidaknya delapan tiket.
Di putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, 18 tim dibagi ke dalam tiga grup berisi enam tim. Dua tim teratas dari masing-masing grup otomatis lolos ke Piala Dunia, sementara tim peringkat ketiga dan keempat masuk putaran keempat, semacam playoff, yang masih memberi peluang lolos.
Saat ini, Indonesia menempati peringkat keempat Grup C dengan sembila poin, sedangkan Bahrain berada di urutan kelima dengan enam poin.
China akan melawan dua tim tersebut di laga terakhir: Indonesia (5 Juni, tandang) dan Bahrain (10 Juni, kandang). Jika bisa menyapu bersih dua laga ini dan mengandalkan hasil lain, peluang mereka untuk melaju masih terbuka.
Kritik Pedas dari China
Akan tetapi, rencana China itu kini terancam. Soccer Digest mengutip media China yang melontarkan kritik pedas:
"Jika Jepang hanya menurunkan tim ketiga, mereka tidak akan bisa mengalahkan Indonesia. Apakah masih mungkin bagi China untuk menciptakan keajaiban dengan 12 poin? Secara matematis masih bisa, tetapi situasinya berubah drastis jika Jepang menurunkan tim lapis kedua atau ketiga. Pelatih Moriyasu mengatakan akan mengistirahatkan pemain-pemain kunci. Itu pernyataan yang mengecewakan. Jika Jepang benar-benar melakukan rotasi ekstrem, China bisa kehilangan satu-satunya harapan," demikian kritik tersebut.
Media China juga mengingatkan kejadian serupa sebelumnya. Setelah memastikan lolos ke Piala Dunia 2022 di Qatar, Jepang hanya bermain imbang 1-1 melawan Vietnam. Kini, mereka khawatir skenario serupa terjadi lagi ketika Jepang melawan Indonesia.
Rotasi Bukan Berarti Tim Jadi Lemah
Meski begitu, Soccer Digest menolak klaim bahwa Jepang akan menurunkan "tim ketiga". Mereka menegaskan bahwa rotasi pemain bukan berarti Jepang melemah secara kualitas.
"Menyebut tim Jepang yang akan diturunkan nanti sebagai 'tim ketiga' adalah berlebihan. Jepang punya kedalaman skuad yang kuat. Pemain-pemain yang diberi kesempatan justru bisa tampil lebih termotivasi. Terlebih lagi, pertandingan melawan Indonesia akan dimainkan di kandang," tulis mereka.
Keputusan rotasi ini memang sepenuhnya berada di tangan pelatih Moriyasu. Namun, dampaknya kini terasa jauh ke luar Jepang. Bagi Timnas China, hasil pertandingan Jepang kontra Timnas Indonesia bisa menjadi penentu nasib: harapan hidup atau akhir mimpi menuju Piala Dunia.
Sumber: Chosun
{{ comment.content }}