Jakarta - Timnas Indonesia akan menjamu China pada laga ke-9 putaran ketiga Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia awal bulan Juni 2025. Bek legendaris Timnas Indonesia, Herry Kiswanto punya harapan yang besar kepada skuad Garuda.
Pertandingan Timnas Indonesia kontra China digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, pada 5 Juni 2025. Masih ada waktu kurang dari tiga pekan lagi bagi kedua tim untuk meningkatkan persiapan.
Timnas Indonesia dalam posisi lebih baik, berada di urutan keempat dengan nilai 9, dan punya kans lebih besar untuk lolos fase berikutnya. Sementara di kubu China masih berkutat sebagai juru kunci di Grup C dengan nilai 6, setelah dua kekalahan beruntun pada periode Maret 2025.
Menurut Herry Kiswanto, bagi Timnas Indonesia tidak ada cara lagi selain memenangkan pertandingan atas China dan kemudian fokus di markas Jepang untuk menatap pintu gerbang Piala Dunia 2026 meski harus lewat babak play-off.
Berita Video, Timnas Indonesia sukses kalahkan Bahrain lewat gol tunggal Ole Romeny pada Selasa (25/2/2025)
Feeling Lolos
Herry Kiswanto pernah mewarnai skuad Timnas Indonesia di periode 1980-an. Secara keseluruhan, ia bermain 40 kali dengan seragam tim Merah-Putih. Pada eranya, mantan pemain Kramayudha Tiga Berlian itu merupakan satu di antara defender terbaik Indonesia.
Herry Kiswanto dalam podcast Bicara Bola by Akmal mengatakan Timnas Indonesia wajib meraih poin penuh ketika menjamu China demi menjaga asa lolos ke ronde keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026. Herry mengatakan tiga poin melawan China menjadi harga mati karena timnas Indonesia bakal menutup ronde ketiga di markas Jepang.
"Saya punya feeling timnas bisa lolos ke Piala Dunia, terutama nanti kita jadi tuan rumah lawan China. Tentunya ini harus diambil tiga poin karena ini bisa membantu lolos ke babak keempat," ujar Herry Kiswanto
Kans Lawan Jepang
Pria yang juga pernah menukangi PSS Sleman itu menambahkan, fokus paling utama bagi Ole Romeny dkk. adalah memenangkan laga versus China. Sebab lawan selanjutnya yang akan dihadapi adalah Jepang, tim terkuat di Asia dengan level permainan kelas Piala Dunia.
Ia mengaku status Jepang tetaplah tim yang terbaik, meskipun nantinya bakal memainkan pemain pelapis saat menghadapi Timnas Indonesia. Jepang menjadi tim Asia pertama yang lolos ke putaran final Piala Dunia. Mereka mencatat enam kemenangan, dua hasil imbang, dan sama sekali belum merasakan kekalahan di ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.
"Saya bukannya tidak yakin, tapi kalau melihat Jepang kita kalah telak dan tentunya ini jadi pertimbangan saya juga, pasti sulit main di Jepang. Walaupun Jepang kemungkinan main dengan pemain lapis kedua, justru itu berbahaya," tegas pria 70 tahun tersebut.
Pesan Khusus untuk El Preman

Di sisi lain, Herry Kiswanto turut memperhatikan penampilan Justin Hubner sebagai salah satu palang pintu pertahanan skuad Garuda saat ini. Ia menuntut para pemain bertahan yakni Jay Idzes, Rizky Ridho dan terutama Justin Hubner agar tidak terlalu emosional di atas lapangan.
Hubner bertandem dengan Jay Idzes dan Rizky Ridho, membangun benteng pertahanan yang kukuh dalam beberapa pertandingan terakhir. Ketika Timnas Indonesia mengalahkan Arab Saudi (2-0) di bulan November 2024 dan menggasak Bahrain (1-0) bulan Maret lalu, ketiganya adalah trio pemain belakang sejak menit pertama.
Hubner dikenal gemar bermain tanpa kenal kompromi. Ia tak takut beradu fisik, tekel keras untuk menghentikan lawan, hingga memprovokasi mental pemain lawan. Alhasil Hubner sering diganjar kartu kuning bahkan diusir wasit.
Total Hubner mengoleksi lima kartu kuning dan satu kartu merah selama membela Timnas Indonesia senior. Adapun saat bersama klubnya di Inggris, Wolverhampton U-21, Hubner sudah bermain sebanyak 62 pertandingan secara keseluruhan.
"Saya mau titip pesan untuk Hubner, dia suka main dengan emosi. Untuk pemain belakang, itu tidak boleh. Setiap pemain belakang harus bermain dengan kepala dingin karena saya lihat Rizki Ridho dan Idzes juga agak temperamen," kata Herry.
"Saya pesan kepada para pemain belakang, jangan terlalu emosional di atas lapangan. Tugas mereka mematahkan serangan lawan dan fokus saja di situ," imbuhnya.
Sumber: Bicara Bola by Akmal
{{ comment.content }}