Jakarta - Moncer di Sabah, Malaysia, kini Saddil Ramdani dikabarkan merapat ke Persib Bandung, jelang bergulirnya musim 2025/2026.
Belum ada pernyataan resmi dari manajemen. Hanya saja, Waode Olu, paman Saddil Ramdani, via akun media sosialnya belum lama ini menyatakan ikut senang terkait keponakannya tersebut berlabuh ke kandang Maung Bandung.
“Titip buat dikenang, selamat bergabung di klub Persib Bandung buat kedua ponakanku, Saddil Ramdani dan Muhammad Zulhijah. Resmi tanda tangan kontrak hari ini. Sukses selalu keduanya, semoga ke depan lebih sukses lagi,” tulis Waode Olu.
Lalu, apa kata Bojan Hodak, sang pelatih? "Tentunya itu kabar bagus. Saya senang. Dia pemain bagus kan?,” kata Bojan Hodak, dilansir Republikbobotoh.
Saddil Ramdani memang pemain bagus. Namanya beken di Indonesia, meski sebagian besar kariernya dihabiskan di Liga Malaysia bersama Sabah, dari 2021 hingga 2025.
Performanya yang memesona mengantarkan kelahiran 2 Januari 1999 ke Timnas Indonesia bahkan kerap mendapat kesempatan di era Shin Tae-yong, kendati tak selalu jadi starter.
Sebelum ke Sabah, eks penyerang Persela Lamongan dan Bhayangkara sempat mengenakan jersey tim Malayasia lainnya, Sri Pahang, pada 2019. Tapi ia hanya sebentar di sana, 21 penampilan dengan torehan dua gol.
Namanya baru berkibar di Sabah dan orang yang paling berjasa di balik nama besarnya di Liga Super Malaysia, siapa lagi kalau bukan Kurniawan Dwi Yulianto yang saat itu menukangi tim yang bermarkas di Likas Stadium, Kota Kinabalu.
Jauh sebelum Saddil Ramdani, sederet pemain Indonesia juga sudah lebih dulu mendulang kesuksesan di Malaysia. Siapa saja mereka?
Bambang Pamungkas (Selangor FA)
Setiap kali pencinta sepak bola di Indonesia bicara Liga Super Malaysia, maka orang pertama kali disebut adalah Bambang Pamungkas.
Yup! Bepe tak hanya dikenang dan dipuja sebagai legenda Persija Jakarta, tapi juga Selangor FA. Hingga detik ini, mantan striker yang identik dengan nomor punggung 20 itu masih dicintai oleh fans Selangor FA.
Selama dua tahun, dari 2005 hingga 2007, Bepe ikut mengantarkan Selangor FA menggondol treble winner pada musim 2005 dimana mereka sukes memenangkan Liga Super Malaysia, Piala FA Malaysia, dan Piala Malaysia.
Elie Aiboy (Selangor FA)
Nama lain yang juga layak disebut adalah Elie Aiboy. Seperti Bepe, Elie juga legenda yang sangat dihormati di Selangor FA.
Kelahiran Jayapura, Papua, 46 tahun silam itu juga bagian dari skuad yang menorehkan sejarah treble winner pada musim 2005.
Duetnya dengan Bepe masih menjadi kisah menarik yang tak lekang oleh sejarah keemasan Selangor FA. Seperti Bepe pula, Elie Aiboy cuma bermain selama dua tahun, 2005–2007.
Andik Vermansah (Selangor FA)
Masih kisah sukses pemain Indonesia di Selangor FA, Andik Vermansah mengikuti jejak dua seniornya, Bepe dan Elie Aiboy.
Di masa waktunya yang terbilang awet, dari 2014 sampai 2017, Andik Vermansah dikenang karena jasanya yang besar di balik kedigdayaan Selangor FA menjadi yang terkaut di pentas Piala Malaysia 2015.
Jordi Amat (Johor Darul Ta'zim)
Dari Liga Spanyol dan Liga Inggris, Jordi Amat memilih terbang jauh ke Malaysia untuk meneruskan keriernya.
Tak terasa, bek Timnas Indonesia yang masih eksis hingga kini itu sudah memasuki tahun ketiga berseragam Johor Darul Ta'zim setelah merapa ke sana pada 2022.
Andalan di lini belakang, eks pemain Espanyon dan Swansea City sejauh ini sudah memenangkan sekeranjang gelar yakni Malaysia Super League, Malaysia FA Cup, Malaysia Cup, dan Piala Sumbangsih.
{{ comment.content }}