Kediri - Manajemen Persik Kediri telah memutuskan untuk pindah homebase alias markas sementara untuk laga kandang Liga 1 musim depan.
Kebijakan ini terpaksa ditempuh karena Stadion Brawijaya di Kota Kediri ada kekurangan yang harus diperbaiki agar sesuai regulasi PT Liga Indonesia Baru (LIB)
Panpel Persik sudah mencapai kesepakatan dengan pengelola Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, dan Stadion Gelora Joko Samudro, Gresik, untuk menjamu lawan di Liga 1 musim 2025/26.
"Kami telah melakukan pembicaraan dengan mereka sejak Ramadan lalu. Nanti, manajemen yang akan memilih stadion mana sebagai opsi kandang pertama. Tapi, kami pindah homebase hanya sementara," kata Tri Widodo, Ketua Panpel Persik.
Timnas China resmi tiba di Jakarta untuk menghadapi Indonesia dalam laga krusial Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia!
Main di Luar Kediri, Banyak Kerugian

Widodo juga mengungkapkan sebenarnya Wali Kota Kediri, Vinanda Prameswari, tak rela bila Persik Kediri harus jadi musafir.
"Dari audiensi kami dengan Ibu Wali Kota, sebenarnya beliau tak rela dan ngotot Persik harus main di Stadion Brawijaya karena itu memang kandang Persik. Klub ini jadi ikon Kota Kediri dan kebanggaan publik Kediri," ungkap Widodo.
Mengutip pernyataan Wali Kota Kediri, Widodo menjelaskan apabila klub kebanggaan Persikmania ini main di kota lain, akan banyak kerugiannya.
"Kerugian yang disebut Ibu Wali Kota, Persik minim dukungan karena suporter yang pergi ke luar kota pasti sedikit. Beliau juga kasihan bila warganya harus keluar kota. Putaran ekonomi dari UMKM Kediri juga pasti menurun," ujarnya.
4 Hal yang Harus Diperbaiki

Vinanda Prameswari, yang juga Ketua Asosiasi Sepak Bola Wanita Kota Kediri, itu pun berkenan melengkapi kekurangan Stadion Brawijaya agar Persik bisa kembali ke Stadion Brawijaya.
"Ada empat item yang harus diperbaiki. Terutama lampu penerangan stadion. Kapasitas minimal harus 1.500 lux. Saat melawan Persebaya, tim verifikasi PT LIB mewajibkan lampu minimal 1.500 lux," kata Widodo
Sementara tiga fasilitas lain yang harus dibenahi, jelas Widodo, adalah pagar batas penonton dan lapangan.
"Selain pagar juga ruang VAR dan broadcast yang harus representatif dan terintegrasi agar petugas nyaman bekerja karena ini juga menyangkut instalasi elektrik untuk peralatan," tuturnya.
{{ comment.content }}