Jakarta - Emil Audero menjadi kandidat utama penjaga gawang Timnas Indonesia saat menghadapi China pada matchday kesembilan Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Dalam pertandingan yang bakal berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Kamis (5-6-2025) pukul 20.45 tersebut, Emil Audero diprediksi menggantikan Maarten Paes yang absen karena menjalani sanksi larangan bermain akibat akumulasi kartu kuning.
Sebetulnya, masih ada nama-nama kiper lain semacam Ernando Ari, Nadeo Argawinata, hingga Reza Arya.
Akan tetapi, Audero kemungkinan besar bakal menjadi pilihan utama Patrick Kluivert sekaligus mengukir debutnya bersama skuad Merah Putih pada laga melawan China nanti.
Berikut Bola.com menyajikan ulasan kualitas kiper kelahiran Mataram, Nusa Tenggara Barat, tersebut.
Enzo Maresca berbicara dengan penuh harapan setelah membawa timnya meraih gelar juara UEFA Conference League
Pengalaman Mentereng
Pemain dengan nama lengkap Emil Audero Mulyadi ini memang jadi penjaga gawang yang paling berpengalaman di Timnas Indonesia, terutama jika menilik kembali perjalanan kariernya di Eropa.
Dia memiliki rekam jejak bermain bersama klub-klub elite di Italia, seperti Juventus (2006-2019). Namun, ketika itu, Audero lebih banyak menghabiskan masa peminjaman bersama Venezia (2017-2018) dan Sampdoria (2018-2019).
Setelah itu, dia dipermanenkan Sampdoria dan bermain di I Blucerchiati dari 2019 hingga 2024. Menjelang masa kontraknya berakhir, kiper kelahiran 18 Januari 1997 berlabuh ke Inter Milan (2023/24) dengan status pinjaman.
Dengan kata lain, Audero sebetulnya sudah kenyang dengan pengalaman bermain di kasta tertinggi Liga Italia.
Rekam jejak seperti ini menjadi modal besar bagi Audero untuk mengawal gawang Timnas Indonesia.
Keunggulan dan Kelemahan
Sebagai kiper yang memiliki postur tubuh ideal karena mencapai 192 cm, Audero memiliki keunggulan fisik untuk menjangkau bola. Dia dikenal memiliki refleks serta kemampuan menghentikan tembakan dengan cekatan.
Postur yang tinggi serta kecepatan untuk keluar dari garis bisa menjadi kelebihan Audero ketika melakukan intersep bola-bola atas.
Namun, ada pula beberapa kekurangan yang harus bisa diantisipasi oleh tim pelatih.
Media asing sempat menyebut bahwa Audero memiliki kekurangan dalam menggunakan kakinya. Artinya, dia bukan tipe penjaga gawang yang piawai dalam membantu skema bangun serangan dari lini pertama.
Selain itu, ini bakal menjadi kali pertama bagi Audero untuk bermain bersama skuad Garuda. Dia harus bisa segera mendapatkan chemistry dengan deretan bek yang bertugas membantunya di pertahanan semacam Jay Idzes, Rizky Ridho, hingga Justin Hubner.
Rentan Kebobolan
Jika mengacu performanya sepanjang musim 2024/25, catatan yang diukir Emil Audero memang tak begitu mengesankan. Setidaknya, hal itu berkaca dari jumlah kebobolan plus catatan nirbobolnya di Liga Italia.
Pada paruh pertama, ketika masih memperkuat Como 1907, Emil Audero punya catatan yang cukup buruk. Dia hanya bermain delapan kali dengan durasi 720 menit, tetapi gawangnya kebobolan 18 gol.
Tak ada satu pun pertandingan Audero bersama Como 1907 yang menghasilkan cleansheet. Rekor itulah yang akhirnya membuat dia tersingkir dari tim utama sehingga dipinjamkan ke klub Serie B, Palermo, pada putaran kedua.
Bersama Palermo, Audero bisa jadi andalan utama. Dia bisa bermain sebanyak 14 kali. Dari semua aksinya itu, gawangnya tercatat kebobolan 20 kali dan menghasilkan tiga nirbobol.
{{ comment.content }}