Jakarta Acungan jempol tetap layak diberikan kepada Timnas China, meski mereka dijegal Timnas Indonesia 0-1 dan gagal ke Piala Dunia 2026.
Pada laga hidup mati di SUGBK Jakarta, Kamis (5/6/2025) malam WIB itu, Ole Romeny jadi penyelamat Timnas Indonesia lewat eksekusi sempurna dari titik putih pada menit ke-45.
Kemenangan ini menambah koleksi poin pasukan Patrick Kluivert menjadi 12. Jay Idzes dkk. juga dipastikan masih punya peluang terbang ke AS, Kanada, dan Meksiko tahun depan bila sukses di putaran empat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.
Sebaliknya kekalahan ini jadi pukulan telak bagi The Dragons Team, julukan Timnas China, karena poin mereka hanya enam dan belum beranjak dari posisi juru kunci Grup C. Meskipun tim asuhan Branko Ivankovic mengalahkan Bahrain di partai pamungkas, China tak mampu menggeser posisi Indonesia.
Tampil Beda

Lepas dari kegagalan di Jakarta tersebut, Toni Ho menyebut pemain China tampil beda menghadapi Timnas Indonesia.
"Teror puluhan ribu suporter di SUGBK mengganggu permainan China. Meski skalanya kecil, tapi pemain China beberapa kali salah memberi dan menerima passing. Di luar itu, mereka tampil beda dibanding leg pertama dulu," katanya.
Pengamat sepak bola sekaligus pelatih senior asal Makassar itu mengamati dari cara bertahan dan menyerang tim China.
"Pergerakan mereka simultan. Staminanya lebih baik ketimbang leg pertama. Saat menyerang juga efektif, tapi sayang selalu gagal. Bahkan ada momen pemain China bisa kerjasama apik di kotak penalti Indonesia," jelasnya.
Solid

Menurut Toni Ho cara bertahan China tetap solid dan sabar menunggu mobilitas pemain Indonesia.
"Pertahanan seperti leg pertama. Rapat dan sabar. Mereka jarang bikin pelanggaran dekat kotak penalti. Meski akhirnya mereka harus dihukum penalti juga. Jika tak ada pelanggaran fatal itu, saya kira minimal China bisa main seri," ucapnya.
Soal tragedi penalti itu, mantan arsitek PSM dan Persipura ini menyebut taktik Patrick Kluivert membongkar benteng China berhasil.
"Patrick Kluivert pasti sudah mempelajari pertahanan China. Makanya dia latih Egy Maulana dan Ricky Kambuaya membawa bola dari dua sisi dengan mengandalkan kemampuan dribel. Karena jika Indonesia menembus langsung dari tengah sangat sulit. Karena pemain China menumpuk sangat rapat," ujarnya.
PR Timnas Indonesia
Toni Ho juga menyoroti masih lemahnya skema set piece Timnas Indonesia.
"Skema bola mati dari tendangan bebas dan sepak pojok Timnas Indonesia masih buruk. Padahal jika dilatih dengan baik, kita bisa cetak gol dari set piece," paparnya.
{{ comment.content }}