v21_ad_650_70
Daily Live Sepak Bola Hidup Permainan Bola Basket Berita Olahraga Klasemen
Posisi saat ini:Rumah > Pesan >

Harta Karun Indra 'Suhe' Lukmana, Jersey Langka Noh Alam Shah hingga yang Seharga Paket Naik Haji

2025-04-24 03:30:02 Views:2
Harta Karun Indra 'Suhe' Lukmana, Jersey Langka Noh Alam Shah hingga yang Seharga Paket Naik Haji
Indra Lukmana, kolektor jersey sepak bola dari Malang, bersama anaknya (c) Asad Arifin

Sang fajar belum sepenuhnya muncul saat Bola.net tiba di Kediaman Indra Lukmana di Kota Malang. Setelah membuka gerbang, pria yang akrab disapa Suhe itu segera menuju ruangan khusus yang ada di bagian depan rumahnya.

"Agak berantakan ya, belum sempat ditata lagi karena beberapa pekan ini akan sibuk," kata Suhe. Namanya belakangan memang tengah jadi buah bibir karena memiliki koleksi jersey lama Arema dan terhitung lengkap.

Begitu pintu ruangan dibuka, harta karun itu muncul. Ada jersey berwarna hitam dengan logo singa di bagian dada. Tampilan jersey itu sangat mencolok. Saat jersey itu di balik, ada nomor 2 di bagian punggung.

"Itu koleksi jersey pertama saya, milik Alex Pulalo. Waktu itu saya dapat karena mes Arema Malang masih di Sengkaling dan kebetulan kenal dengan keluarga. Jadi, dikasih," kenang Suhe.

Alex Pulalo adalah nama yang legendaris bagi sepak bola Malang. Dia pernah jadi bagian dari Arema Malang dan bermain di Liga Champions Asia 2006/2007. Pemain asal Papua itu pernah jadi kapten Singo Edan.

Jersey Noh Alam Shah (merah) saat membela Arema di Liga Champions Asia (c) Asad ArifinJersey Noh Alam Shah (merah) saat membela Arema di Liga Champions Asia (c) Asad Arifin

Tepat di samping jersey Alex Pulalo, ada satu jersey bersejarah lain. Jersey itu berwarna merah. Di bagian belakang, ada nama Alam Shah, dengan nomor punggung 12.

"Ini juga dipakai di Liga Champions Asia musim 2010/2011, lawan Jeonbuk Motors atau Cerezo Osaka. Jersey ini banyak yang mencari, bahkan mungkin Noh Alam Shah sendiri tidak punya. Ini langka," kata Suhe.

Noh Alam Shah punya nama besar di Malang. Sosok asal Singapura itu berjasa membawa Singo Edan meraih gelar juara Indonesia Super League (ISL) pada musim 2009/2010 lalu. Namanya telah jadi standar penyerang asing ideal bagi publik Malang.

Dua jersey di atas adalah bagian dari ratusan koleksi yang ada di rumah Suhe. Dia sudah mengumpulkan jersey sejak 2008. Hobi itu ditekuni hingga kini. Bahkan, bukan hanya jersey Arema, Suhe juga punya jersey-jersey lama tim lain.

Menjaga Komitmen dengan Pemain yang Memberi Jersey

Menjaga Komitmen dengan Pemain yang Memberi Jersey

Koleksi jersey starting Indra Lukmana (c) Asad Arifin

Suhe sehari-hari bekerja sebagai dosen di Politeknik Negeri Malang. Di tengah kesibukan tersebut, dia masih rajin menyalurkan hobi bermain sepak bola. Dulu, dia memang punya keinginan untuk jadi pemain sepak bola profesional.

"Tapi, rezekinya ada di bidang lain. Saya lebih ke jalur akademik. Tapi, karena suka sepak bola, jadi yang begini. Masih main fun football dan koleksi jersey lama dan match-worn," kata Suhe.

Match-worn adalah istilah yang dipakai untuk membedakan jersey. Match-worn berarti jersey tersebut dipakai pemain ketika pertandingan. Jadi, ini bukan jersey original yang dikeluarkan oleh toko resmi klub atau pihak apparel.

Jersey lama Joao Carlos dan Ahmad Bustomi saat membela Arema yang dikoleksi Indra Lukmana (c) Asad ArifinJersey lama Joao Carlos dan Ahmad Bustomi saat membela Arema yang dikoleksi Indra Lukmana (c) Asad Arifin

Sebagai kolektor, yang sudah punya jam terbang tinggi, Suhe menyebut punya cara tersendiri untuk mengenali jersey itu match-worn atau bukan. Salah satunya adalah dengan mengenali kainnya.

"Kalau dulu, kita juga bisa tahu lewat aroma parfum yang dipakai untuk mencuci tiap tim itu berbeda," katanya.

Selain mengoleksi, Suhe juga menjual jersey lawas miliknya. Namun, tidak semua jersey miliknya dijual. Sebab, dia harus menjaga komitmen dengan pemain atau orang yang memberinya jersey untuk dikoleksi.

"Kalau kita dapat jersey daru pemainnya langsung, tidak boleh dijual. Tidak boleh seperti itu. Itu jadi kode etik bagi saya," katanya.

Jersey Arema Juara ISL 2010 Hanya Dilepas dengan Paket Haji

Jersey Arema Juara ISL 2010 Hanya Dilepas dengan Paket Haji

Koleksi jersey starting XI Arema ketika juara ISL 2010 (c) Asad Arifin

Kembali ke koleksi jersey, Suhe punya tiga jersey yang bisa menceritakan karier Dendi Santoso di Arema. Dendi, yang sepanjang karier hanya bermain untuk Arema, pernah memakai nomor punggung 9.

"Nomor punggung 9 ini dipakai Dendi waktu musim pertamanya di Arema, baru naik ke tim senior. Waktu itu menggantikan nomor Komang Mariawan. Namanya pakai huruf I di bagian belakang," kata Suhe.

Nomor 9 dan huruf I itu adalah pertanda penting. Sebab, publik selama hanya tahu Dendi memakai nomor punggung 41 di Arema. Sedangkan, huruf I jadi bagian dari transformasi nama punggungnya dari Dendi, Dendy, dan Densi S.

"Saya juga ada jersey Kurnia Meiga waktu main di ISL 2010. Ini ada cerita pentingnya. Jersey itu dipakai saat Arema tanding lawan Persebaya Surabaya di Gelora 10 November," kata Suhe.

"Saat itu kondisinya Meiga terburu-buru setelah pertandingan. Jadi, dia mandi langsung cepat-cepat keluar. Nah, tas dan jersey Meiga ketinggalan. Begitu yang saya dapat ceritanya," kata pemilik gelar Magister Manajemen dari Universitas Brawijaya itu.

Transformasi Dendi Santoso lewat jersey yang dipakainya (c) Asad ArifinTransformasi Dendi Santoso lewat jersey yang dipakainya (c) Asad Arifin

Selain jersey Meiga, Suhe juga punya satu set jersey pemain Arema saat juara ISL 2010. Dia memiliki 11 jersey pemain utama Singo Edan pada musim itu, termasuk jersey yang dipakai Pierre Njanka dan Ahmad Bustomi.

Koleksi itu adalah harta karu lain milik Suhe. Tidak banyak kolektor yang punya satu edisi penuh sepertinya. Menurut Suhe, ada banyak yang sudah menawar koleksi itu. Namun, dia tidak sembarangan melepas koleksi langka itu.

"Pernah ditawar Rp55 juta, tapi tidak dilepas. Saya juga tidak jual satuan. Saya mau lepas kalau diganti dengan biaya haji atau umroh untuk saya dan keluarga. Kalau ada yang mau, InsyaAllah saya lepas," kata pria kelahiran 24 Juni 1989.

Selain cerita di atas, masih banyak kisah yang bisa digali dari jersey-jersey milik Suhe. Dia punya jersey bersejarah milik Joao Carlos, Nanang Supriadi, Richi Pravita Hari, I Putu Gede, dan banyak lainnya.

Namun, masih ada satu jersey yang belum dia dapatkan dan masih membuatnya merasa penasaran. "Jersey yang dipakai Rodrigo Araya, sudah bertemu orang yang punya. Tapi, saya belum ada dana untuk membelinya," ucap Suhe.

Komentar

captcha
Kirim komentar
  • Gambar profil
    {{ currentUser.username }} {{ comment.created_at }} IP:{{ comment.ip_addr }}

    {{ comment.content }}

Belum ada komentar

Berita yang direkomendasikan

Berita yang direkomendasikan

Video yang direkomendasikan