Jakarta - Performa Emil Audero Mulyadi pada debutnya di laga Timnas Indonesia kontra Timnas China jadi perbincangan. Indonesia menjamu China dan menang 1-0 dalam pertandingan kesembilan Grup C putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, Kamis malam (5-6-2025).
Pada 15 menit pertama, kiper asal Mataram, Nusa Tenggara Barat, ini sempat miskomunikasi dengan trio bek, Jay Idzes, Rizki Ridho, dan Justin Hubner. Ada momen antara Emil Audero dan Jay Idzes saling menunggu bola di udara setinggi kepala mereka.
Di saat Emil Audero ragu-ragu menangkapnya, beruntung Jay Idzes segera mengambil keputusan membuang bola dengan kepalanya. Sementara striker China sedang berdiri dekat dengan keduanya.
"Sebagai pemain baru di Timnas Indonesia, Emil Audero memang butuh adaptasi. Terutama dengan para bek di belakang. Jika Jay Idzes tak segera membuang bola, kemungkinan besar bola itu diserobot pemain China dan mengancam gawang Indonesia," kata Hermansyah, eks kiper Timnas Indonesia era 1980-an.
Kiper berdarah Indonesia-Italia ini mengaku tak sabar tampil membela Merah Putih dalam laga penting kontra China.
Kinerja Baik

Kendati begitu, Hermansyah tetap memuji kinerja kiper klub Serie A Italia, Como 1907, yang dipinjamkan ke Palermo tersebut.
"Dengan modal pengalaman di Liga Italia, akhirnya Emil Audero cepat memperbaiki kesalahannya. Kesalahan kecil itu ditebusnya dengan penampilan luar biasa. Terutama penguasaannya di area kotak penalti sangat baik," lanjut Hermansyah.
Hermansyah menyebutkan beberapa aksi Emil Audero mematahkan bola-bola udara yang dilancarkan pemain China.
"Bloking dan tangkapan bola atasnya sempurna. Emil Audero tahu kapan bola harus ditinjau dan ditangkap erat. Dia membaca permainan juga cermat," ucapnya.
Dua Kiper Kualitas Nomor Satu

Mantan penjaga gawang Mastrans Bandung Raya kala juara Ligina 1994 ini juga mengacungkan jempol untuk kualitas tendangan bola jarak jauh Emil Audero.
"Biasanya kiper hanya punya kekuatan di salah satu kaki saat tendangan open play. Tapi, Emil punya kaki kanan dan kiri sama kuatnya. Akurasi tendangannya juga bagus," puji kiper yang hampir saja membawa Timnas Indonesia ke Piala Dunia 1986 Meksiko ini.
Tanpa mengecilkan kualitas kiper Liga 1, seperti Nadeo Argawinata, Ernando Ari, dan Reza Arya Pratama, pelatih kiper ini menyatakan Timnas Indonesia beruntung Emil Audero mau dinaturalisasi jadi WNI di momen yang tepat.
"Kita tetap salut sama PSSI dan Emil Audero. Kini, Timnas Indonesia punya dua kiper dengan kualitas bagus. Emil akan jadi partner sekaligus rival bagi Maarten Paes untuk jadi kiper utama di pertandingan berikutnya," tuturnya.
{{ comment.content }}