Kerjasama Bisnis TG:@LIUO9527
Posisi saat ini: Rumah / Pesan / Catatan Pramusim PSIM Jelang Super League 2025 / 2026: Hanya Rafinha yang Bisa Cetak Gol

Catatan Pramusim PSIM Jelang Super League 2025 / 2026: Hanya Rafinha yang Bisa Cetak Gol

Penulis:Wartawan Olahraga Tanggal:2025-08-04 00:30:02
Dilihat:3 Pujian
PSIM Yogyakarta bersiap untuk BRI Super League 2025/2026. (Doc PSIM)

Yogyakarta - PSIM Yogyakarta tidak lama lagi berkiprah di BRI Super League 2025/2026. Tim berjuluk Laskar Mataram itu bakal bertemu Persebaya Surabaya pada laga perdana di Stadion Gelora Bung Tomo, Jumat (8-8-2025) malam WIB.

Musim 2025/26, PSIM Yogyakarta dinakhodai Jean-Paul van Gastel. Di bawah kendali sosok asal Belanda itu Laskar Mataram terus digeber latihan intensif sejak 1 Juli lalu. Mereka juga melakoni beberapa kali uji coba.

Lantas, bagaimana hasilnya?

Dari enam pertandingan uji tanding melawan tim Super League dan Championship, PSIM hanya mampu memetik dua kemenangan. Sisanya, berakhir dengan kekalahan.

Keenam laga uji coba tersebut masing-masing kontra tim selevel ketika keok 0-2 kontra Persik Kediri. Kemudian menang 2-0 atas Madura United. Tumbang dari Persis Solo (0-1) dan Bali United (0-6).

Lalu, unggul tipis 1-0 melawan tim kontestan Pegadaian Championship PSIS Semarang. Selanjutnya di laga terakhir pramusim, PSIM ditekuk Barito Putera dengan skor 0-1.


Hanya Rafinha yang Cetak Gol

Aksi pemain PSIM Yogyakarta, Rafinha, pada laga uji coba pramusim melawan Bali United (Ofisial X PSIM, @PSIMJOGJA)

Kendati cuma berstatus laga uji coba, catatan dua kali menang dan empat kali keok tentu bukan hasil yang diharapkan. Apalagi, dalam pertandingan itu PSIM Yogyakarta masih cukup kerepotan menjebol gawang lawan-lawannya.

Yang menjadi perhatian ketiga gol Laskar Mataram seluruhnya dicetak oleh satu orang, Rafinha. Pemain depan lain seperti Nermin Haljeta serta Deri Corfe belum bisa mencatatkan namanya di papan skor.

Selain lini depan, sektor belakang PSIM juga patut menjadi bahan evaluasi. Tercatat, secara keseluruhan Laskar Mataram kebobolan 10 kali, enam gol di antaranya terjadi saat jumpa tim kuat, Bali United.

"Ini bukan tolok ukur sama sekali lah. Kami punya keyakinan dengan tim kami, memang ada banyak pelajaran, terutama dari Bali itu tidak bisa dimaafkan, cuma kami yakin dengan tim kami, kami bisa mencapai target," tegas Razzi Taruna, manajer PSIM, baru-baru ini.


Tidak Khawatir

Tampak pemain asing anyar PSIM, Ezequiel Vidal, pada laga uji coba kontra Persik hari Sabtu (12/07/2025). (Ana Dewi/Bola.com)

Razzi Taruna tak khawatir dengan hasil laga uji coba pramusim. Menurutnya, momentum tersebut adalah sarana bagi tim pelatih untuk menentukan starting line-up sebelum bertarung di pertandingan sesungguhnya.

"Secara umum, pelatih kami ini butuh waktu karena pengenalan pemain, dia butuh waktu, utamanya pemain lokal kan dia belum kenal sebelumnya. Yang saya lihat budaya pre-season-nya memang berbeda, terutama orang Eropa," katanya.

"Makanya saya sempat ngomong sama teman-teman pelatih, 'coach budaya pre-season di Indonesia sama di Eropa ini beda karena di Indonesia kita kalah dua kali pre-season sudah bahaya,' ngaruhnya ke trust, trust-nya bermasalah, ujung-ujungnya ke pressure."

"Nah, ini kan kami sebetulnya enggak mau masuk ke tim, cuma kan poinnya adalah saya coba selalu mengedukasi ke teman-teman suporter bahwa kalau pre-season memang tempatnya salah karena tim pelatih yang sekarang Jean-Paul dan teman-teman masih eksperimen," jelasnya.


Harus Lebih Fokus

Manajer PSIM, Razzi Taruna (tengah), mencium trofi juara Pegadaian Liga 2 2024/2025 setelah mengalahkan Bhayangkara FC dalam laga final yang berlangsung di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, Rabu (26/02/2025). (Bola.com/Abdul Aziz)

Razzi Taruna mengatakan, masih banyak hal yang perlu diperbaiki seusai menjalani enam laga persahabatan. Konsentrasi pemain jadi fokus utama evaluasi, terutama di menit-menit awal pertandingan.

"Kalau dari saya, ada dua hal yang saya highlight ke tim pelatih dan pemain, adalah pertama fokus di menit awal ini belum ada, melawan Persik dan Solo tuh sering terjadi," ucap Razzi Taruna.

"Kebobolan di menit awal, padahal sebenarnya melawan Solo pun bisa ngimbangi, melawan Madura kami menang. Melawan Persik ya kesalahan, menurut saya secara teknis memang kami bisa melawan."

"Masalah kedua, di final third kami belum bisa jadi kita pegang bola kuat, di sepertiga akhir ini kami buntu. Beda sama musim lalu, ada Rafa bisa cetak gol, nah musim ini memang jujur belum ketemu," lanjutnya.

Komentar

Kirim komentar
Galat kode pemeriksaan, silakan masukkan kembali
avatar

{{ nickname }}

{{ comment.created_at }}

{{ comment.content }}

IP: {{ comment.ip_addr }}
{{ comment.likes }}