Kerjasama Bisnis TG:@LIUO9527
Posisi saat ini: Rumah / Pesan / Fenomena Banjirnya Pelatih Impor di BRI Super League 2025/2026: Problem Juru Taktik Lokal dalam Mengontrol Ruang Ganti

Fenomena Banjirnya Pelatih Impor di BRI Super League 2025/2026: Problem Juru Taktik Lokal dalam Mengontrol Ruang Ganti

Penulis:Wartawan Olahraga Tanggal:2025-08-12 18:30:02
Dilihat:3 Pujian
Pelatih Persija Jakarta, Ricky Nelson, saat hadir sesi pre match press conference laga Persija Jakarta melawan Bali United di Jakarta International Stadium pada Jumat (09/05/2025). (Bola.com/Abdul Aziz)

Jakarta = Keberadaan pelatih lokal di kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia makin tergerus dengan hadirnya juru taktik asing. Di BRI Super League 2025/2026, hanya ada satu nama pelatih lokal saja yang bisa mendapatkan kepercayaan.

Satu-satunya sosok pelatih lokal tersebut, yakni Hendri Susilo, yang ditunjuk menukangi Malut United di BRI Super League 2025/2026.

Dia menggantikan satu-satunya pelatih lokal yang bisa bertahan hingga akhir musim, Imran Nahumarury.

Sisanya, 17 kontestan kasta tertinggi musim ini memercayakan timnya diasuh oleh pelatih asing. Dua negara asal terbanyak yang paling digunakan ialah Portugal dan Belanda, karena sama-sama memiliki wakilnya di musim ini.

Lantas, apa saja sebetulnya faktor yang membuat para pelatih lokal kian tersisih dari persaingan ini? Mengapa klub lebih menaruh kepercayaan terhadap arsitek asing dalam beberapa musim terakhir?

 


Kontrol Pelatih Asing

Pelatih Persija Jakarta, Mauricio Souza di Jakarta International Stadium dalam duel versus Persita Tangerang pada pekan pertama BRI Super League, Minggu (10/8/2025). (Bola.com/M. Iqbal Ichsan)

Asisten pelatih Persija Jakarta, Ricky Nelson, telah mengamati fenomena semacam ini selama beberapa tahun terakhir. Di Persija, setidaknya dia sudah membantu dua pelatih yang berbeda, yakni Carlos Pena dan Mauricio Souza.

Menurut Ricky, setiap pelatih asing memiliki kemampuan dalam merancang struktur yang kuat. Kemahiran dalam mengontrol seluruh aspek, juga menjaga kondusivitas ruang ganti, menjadi modal untuk mengelola anak asuhnya.

"Semua pelatih asing yang datang ke Indonesia akan membawa atmosfer yang berbeda. Bagaimana dia bekerja dengan struktur dan menuntut pemain, mereka sangat profesional," kata Ricky dikutip dari kanal YouTube Nusantara TV.

"Karena, memang itulah yang terkadang dipandang para pemilik klub kurang dimiliki oleh pelatih-pelatih lokal. Sebab, para pelatih asing ini bisa mengontrol semuanya, dari A sampai Z. Dia juga bisa mengontrol ruang ganti," imbuhnya.

 


Pelatih Lokal Mesti Belajar

Pelatih asal Kupang ini menyadari bahwa aspek tersebutlah yang harus dipelajari dari para pelatih lokal. Jika masih ingin mendapatkan pekerjaan, Ricky merasa butuh belajar banyak hal, tak cuma sebatas melatih saja.

"Kalau pelatih asing itu seperti ada respek. Kalau saya sebagai pelatih lokal, itulah yang seharusnya kami lakukan. Kami harus bisa step up dan bisa menunjukkan kualitas kami juga. Kami harus bisa membuat struktur, mengatur segala sesuatu, tidak hanya melatih saja."

"Karena pelatih asing itu tidak hanya cuma melatih. Selain berbahasa, dia punya kemampuan bernegosiasi dengan pemain maupun dengan pihak manajemen. Nah, itulah yang mungkin terlihat lebih baik dari kami," ulasnya.

Pasalnya, kata Ricky, bekal ilmu kepelatihan yang didapatkan seluruh pelatih dalam setiap mengikuti lisensi kepelatihan sebetulnya sama saja. Yang berbeda adalah bagaimana pelatih mampu mengelola kondisi anak asuhnya.

"Secara teknis kepelatihan sebetulnya enggak jauh berbeda. Kalau dalam sepak bola, ilmu melatih kan sebetulnya sama-sama saja," kata mantan pelatih Sulut United dan Persipura Jayapura itu.

 


Harus Bisa Dapat Respek

Pelatih kepala Dewa United, Jan Olde Riekerink setelah laga pekan pertama BRI Liga 1 2023/2024 antara Dewa United melawan Arema FC di Stadion Indomilk, Tangerang, Minggu (02/07/2023). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Sementara itu, pengamat sepak bola Indonesia, Ronny Pangemanan, mengakui kemampuan seorang pelatih dalam mengontrol ruang ganti merupakan kebutuhan yang utama dalam mengasuh sebuah tim.

Kelebihan pelatih asing, menurut lelaki yang akrab disapa Bung Ropan itu, adalah mendapatkan respek dari seluruh pemain, termasuk pemain asing. Ini jadi syarat mutlak agar mereka bersedia mendengarkan instruksi pelatih.

"Pemain asing dan pemain lokal itu punya respek dengan pelatih asing. Bagaimana dia bisa mengontrol ruang ganti itu sangat penting. Mengelola ruang ganti itu tidak semua pelatih mampu melakukannya," ujarnya.

"Tetapi, pelatih asing ini bisa berwibawa dan punya karisma. Itulah yang membuat mereka mampu untuk bisa mengontrolnya. Yang paling utama itu pemain asing bisa respek terhadap pelatih asing. Sangat penting. Apalagi, kalau pemain itu merasa hebat datang dari sebuah negara dan merasa sebagai bintang dari pemain itu," tambahnya.

 


Untuk Satukan Pemain

Pelatih PSIM Yogyakarta, Jean-Paul van Gastel, saat memimpin timnya menghadapi Persebaya Surabaya pada laga pembuka BRI Super League 2025/2026 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jumat (8/8/2025). (Bola.com/Abdul Azis)

Menurut Ricky Nelson, keberhasilan seorang pelatih mengontrol ruang ganti ini sangat krusial agar seluruh anggota tim bisa berjuang bersama-sama dan meruntuhkan sekat-sekat yang biasanya terbentuk di antara pemain.

"Soal ruang ganti itu, seorang pelatih memang harus bisa mengontrol dalam tanda kutip, pemain bintang dan para pemain asingnya karena terkadang dalam sebuah tim ada sebuah gap-gap di antara pemain."

"Saat pelatih hadir, dengan berbagai pengalamannya di negara lain, ini membuat semua pemain jadi respek. Nah, mungkin perbedaannya lebih di situ menurut saya," lanjutnya.

Nah, kemampuan inilah, yang menurut Ricky, masih belum banyak dimiliki pelatih lokal sehingga mereka tak berhasil merebut respek dan kepercayaan dari pemain dan akhirnya gagal mengelola tim.

"Kalau mungkin kami, pelatih lokal tidak punya banyak pengalaman, mungkin pemain asingnya enggak respek dan segala macam. Itu yang menjadi masalah. Saya rasa para pemilik klub melihatnya di situ," ulas Ricky Nelson.

 

Sumber: YouTube Nusantara TV

Komentar

Kirim komentar
Galat kode pemeriksaan, silakan masukkan kembali
avatar

{{ nickname }}

{{ comment.created_at }}

{{ comment.content }}

IP: {{ comment.ip_addr }}
{{ comment.likes }}