Beijing - FIFA menyetujui perpindahan federasi mantan gelandang Timnas Swiss U-20, Yang Mingyang, untuk memperkuat Timnas China dalam lanjutan putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.
Yang Mingyang lahir di Basel, Swiss, pada 11 Juli 1995. Ayahnya, Yang Zhihong, berasal dari Wuhan, China, namun berimigrasi ke Swiss.
Selain membela Swiss U-20 pada 2014-2016, Yang Mingyang juga pernah bermain untuk Swiss U-16, U-18, dan U-19 pada periode 2010-2013.
Yang Mingyang sebenarnya telah melepaskan paspor Swiss untuk menjadi warga negara China sejak 2021, tetapi belum pernah dipanggil timnas barunya.
Lawan Timnas Indonesia dan Bahrain

Dalam laman FIFA Change of Association Platform, peralihan asosiasi Yang Mingyang dari Swiss ke China telah disahkan pada Senin (19/5/2025).
Artinya, Yang Mingyang bisa tampil untuk China ketika menantang Timnas Indonesia dalam matchday kesembilan Grup C di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta Pusat, pada 5 Juni 2025.
Lima hari berselang, China bakal meladeni perlawanan Timnas Bahrain dalam partai terakhir Grup C di Longxing Football Stadium, Chongqing.
Karier Yang Mingyang
Yang Mingyang memulai kariernya bersama klub Swiss, Lausanne-Sport, pada 2013 sebelum pindah ke FC Winterthur pada 2017 dan ke Wolverhampto Wanderers di Inggris pada 2018-2020.
Sempat dipinjamkan ke klub Spanyol, Jumilla, pada 2018-2019, Yang Mingyang dilepas ke tim Swiss, Grasshoppers, pada 2020-2021 dan hijrah ke kesebelasan China, NT Zhiyun, pada 2021.
Saat berbaju Wolverhampton Wanderers, Yang Mingyang berlaga untuk tim U-21 dan tampil lima kali sesuai catatan Transfermarkt.
Kurus
Pada awal tahun ini, Yang Mingyang bergabung dengan klub China lainnya, CD Rongcheng. Dia telah bertanding 12 kali dengan mengukir dua gol.
Media China, 163, menarasikan fisik Yang Mingyang relatif ramping, namun memiliki daya juang tinggi, kecepatan yang baik, serta stamina yang kuat,
"Meskipun fisiknya tergolong kurus, daya tahan fisik Yang membuatnya mampu tampil stabil selama 90 menit penuh. Ia tetap aktif dalam bertahan dan membangun serangan, terutama di fase akhir pertandingan saat pemain lain mulai kelelahan," tulisnya.
{{ comment.content }}