
Jakarta - BRI Super League 2025/2026 sudah dimulai pada 8 Agustus lalu. Hanya, keputusan oprator kompetisi, I.League (dulu PT LIB), menambah kuota pemain asing menjadi 11 masih jadi perdebatan sampai saat ini.
Masing-masing tim boleh mendaftarkan 11 pemain asing, di mana tujuh di antaranya bisa langsung dimainkan dalam satu pertandingan.
Eks striker Timnas Indonesia, Rochy Putiray, ikut angkat suara terkait kian melimpahnya pemain asing di kompetisi teratas dalam negeri.
Lewat kanal YouTube "Bicara Bola", belum lama ini, Rochy Putiray melihatnya dari dua sisi, negatif maupun positif.
Legenda sepak bola berusia 55 tahun ini punya alasan kuat terkait opininya tersebut.
"Terkait 11 pemain asing, dari sudut pemain lokal memang ini sangat mubazir karena nanti ada banyak pemain yang nganggur," kata Rochy.
Pertandingan panas di Superstar Knockout Vol.3 antara Jefri Nichol dan El Rumi berakhir cepat di Jakarta Convention Center, Sabtu (9/8/2025) malam. Wasit memutuskan kemenangan TKO untuk El Rumi setelah Jefri mengalami dislokasi bahu. Namun, Jefri mer...
Sisi Positif

Kendati banjir pemain asing, ada sisi positif yang bisa dipetik. Pemain lokal, mau tak mau, harus bisa bersaing, dan harus mengeluarkan semua kemampuan terbaiknya.
"Dari sisi positif, pemain lokal dipaksa bersaing ketat dengan pemain asing," imbuh eks pemain yang pernah berkiprah bersama Arseto Solo, Persija Jakarta, dan PSM Makassar ini.
Hanya, pria kelahiran Situbondo, Jawa Timur, 26 Juni 1970, ini berharap pemain asing yang datang ke Indonesia benar-benar punya kemampuan serta skil di atas rata-rata alias mumpuni.
Kualitas Harus di Atas Pemain Lokal

Rochy menginagatkan, jangan malah yang biasa-biasa saja, tetapi menuntut gaji yang lebih besar dari pemain-pemain lokal.
"Jangan sampai nanti 11 pemain asing di klub ternyata kualitasnya setara atau bahkan di bawah pemain lokal tapi gajinya lebih tinggi," kata eks striker Timnas Indonesia yang sangat beken di masanya tersebut.
Berkaca dari musim lalu, Rochy Putiray blak-blakan menyatakan masih ada klub-klub yang rela menggelontorkan dana yang tak sedikit bagi pemain asing, padahal secara kualitas masih di bawah pemain lokal.
"Dari pemain-pemain asing yang musim lalu bermain di Liga 1, mungkin hanya ada lima atau 10 sosok yang kualitasnya di atas pemain lokal, tapi gajinya bisa 3 kali lebih besar. Itu yang harus dipertanyakan," sentil pemain yang juga pernah merasakan atmosfer Liga Hong Kong ketika bermain untuk Instant-Dict F.C dan Happy Valley ini.