v21_ad_650_70
Daily Live Sepak Bola Hidup Permainan Bola Basket Berita Olahraga Klasemen
Posisi saat ini:Rumah > Pesan >

Sempat Tersinggung Ditawari Berkarier di Indonesia, Kini Ilija Spasojević Malah Menjadi Legenda

2025-05-20 17:30:02 Views:2
Pemain Bhayangkara FC, Illija Spasojevic mengumpan bola melewati pemain PSIM Yogyakarta pada laga final Pegadaian Liga 2 2024/2025 di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, Rabu (26/02/2025). (Bola.com/Abdul Aziz)

Jakarta - Malang melintang di Eropa, tiba-tiba Ilija Spasojevic ditawari bermain di Indonesia, sebuah negara yang tidak ia ketahui sebelumnya, terlebih sepak bolanya.

Sebagai pemain Eropa, wajar kalau striker asal Montenegro yang kemudian memilih menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) itu tentu saja tak pernah kepikiran meneruskan karier ke Asia.

Namun, takdir berkata lain. Pada 2011, Ilija Spasojevic terbang ke Indonesia, lalu bergabung dengan tim yang berkompetisi di Liga Primer Indonesia (LPI), Bali Devata.

"Waktu saya di Yunani, jadi saya datang ke tim divisi 2 yang mau naik ke divisi 1 saya bermimpi main di Eropa. Semua pemain Eropa tak ada yang mimpi ingin main di Asia atau Afrika atau Amerika Serikat. Kita mau main di Eropa," kata Spaso lewat kanal YouTube Sport77 belum lama ini.

"Dan waktu itu agen saya telepon. Dia bilang, 'Ada kesempatan di Bali. Kamu mau di Bali?'. Waktu itu saya seperti tersinggung. Di Bali bro? Indonesia? Waktu itu saya tidak tahu apa pun tentang sepak bola Indonesia," imbuhnya.


Terkejut saat Mengetahui Sepak Bola Indonesia

Ilija Spasojevic ketika masih membela Bali United. (Bola.com/Dok.Instagram Ilija Spasojevic).

Setelah mencari tahu ihwal sepak bola Indonesia, termasuk tim nasional lewat laptop, Spasojevic benar-benar kaget dan langsung berminat.

"Dia bilang, 'Eh, Anda buka laptop. Anda lihat dulu sepak bola di Indonesia. Sangat antusiasme'. Saya pikir, oke saya buka laptop. Waktu itu, malam itu, saya lihat wah ternyata full stadium," akunya kagum.

"Saya kaget, di mana ini? Di Eropa orang nggak tahu sepak bola Indonesia. Saya buka pertandingan Persib vs Persija. Full biru, full oranye. Wah kaget. Timnas Indonesia main di GBK juga full," tukasnya sembari menambahkan dirinya langsung menghubungi agennya.

"Saya telepon agen, wah ini rupanya luar biasa fanatik ya. Tidak ada di Eropa seperti itu. Tidak ada 80 ribu penonton. Cuma di Liga Champions. Bukan kayak di liga-liga Serbia, Montenegro, dan lain-lain. Di Georgia juga," tukasnya.


Mengagumi Boaz Solossa

BRI Liga 1 - Ilustrasi Ilija Spasojevic dan Boaz Solossa dengan trofi juara Liga 1

Menurut Spaso, sosok pertama yang membuatnya kagum kala melihat rekaman permainan Boaz Solossa, legenda Persipura Jayapura dan Timnas Indonesia.

"Terus pada waktu yang sama di Yunani situasi lagi goyang. Jadi saya pikir, oke. Waktu itu juga saya sempat lihat beberapa pertandingan. Waktu itu saya ingat nonton Boaz Solossa. Saya pikir ini pemain top. Waktu saya bicara ke agen, 'Hei, kamu lihat pemain ini? Ini bisa main di Eropa dan di mana saja. Kenapa dia tidak main di Eropa'," katanya penuh keheranan.

"Terus kita bicara sepak bola bagus, fanatisme, atmosfer juga luar biasa. Saya pikir, ayo kita buat cerita baru di Indonesia."


Sempat Bingung saat Dualisme Kompetisi

Ilija Spasojevic membuat gol bunuh diri saat PSM Makassar menahan imbang Bali United dengan skor 1-1 di playoff Liga Champions Asia hari Selasa (06/06/2023). (Alit Binawan/Bola.com)

Hanya saja, sesampainya di Indonesia, sepak bola sedang tak baik-baik saja. Ada dualisme kompetisi, LPI dan Indonesia Super League.

"Waktu itu ada dualisme. Jadi saya datang di era dualisme. Terus saya datang kita main, waktu Bali Devata. Terus ada di televisi, saya nonton Liga Super. Saya nonton, tapi logo beda kan. Kami LPI waktu itu," kata Spaso.

"Terus saya tanya teman-teman, oh itu Liga 2. Kita Liga 1. Tapi ada juga yang bilang mereka juga Liga 1. Mereka Liga 1, kita Liga 1," kata Spaso sambil tertawa.

Dari Bali Devata, karier Spaso mengalir jauh. Ia pernah memperkuat sejumlah tim dan memenangkan gelar Liga Indonesia bersama Bhayangkara FC pada musim 2012 dan Bali United pada 2019 serta 2021/2022.

Komentar

captcha
Kirim komentar
  • Gambar profil
    {{ currentUser.username }} {{ comment.created_at }} IP:{{ comment.ip_addr }}

    {{ comment.content }}

Belum ada komentar

Berita yang direkomendasikan

Berita yang direkomendasikan

Video yang direkomendasikan