v21_ad_650_70
Daily Live Sepak Bola Hidup Permainan Bola Basket Berita Olahraga Klasemen
Posisi saat ini:Rumah > Pesan >

Ramadhan Sananta Gabung DPMM FC saat Liga Malaysia Krisis: Jumlah Peserta Abu-Abu, Banyak Klub Terancam Bangkrut

2025-05-23 09:30:02 Views:8
Pemain Persis Solo, Ramadhan Sananta. (Bola.com/Abdul Aziz)

Jakarta - Bergabungnya striker Timnas Indonesia, Ramadhan Sananta, dengan klub asal Brunei Darussalam, DPMM FC, memunculkan kekhawatiran menyusul gonjang-ganjing yang kini tengah melingkupi Liga Super Malaysia (MSL).

Sebelum memperkenalkan Ramadhan Sananta sebagai rekrutan terbarunya, DPMM FC juga mengumumkan partisipasinya di Liga Super Malaysia 2025/2026. Namun, sejauh ini masih belum ada kepastian resmi dari otoritas setempat.

Sebab, operator kompetisi Malaysian Football League (MFL), sampai sekarang masih tutup mulut soal jumlah peserta yang bakal berpartisipasi pada musim 2025/2026. Situasi di Negeri Jiran memang masih tak menentu juga.

Bahkan, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga mengingatkan berbagai otoritas berwenang untuk segera mengambil tindakan serius. Sebab, Liga Malaysia tengah berada di ambang krisis karena sejumlah tim mengalami kolaps.


Klub Alami Krisis

Suporter Selangor FA memberikan dukungan saat melawan Kuala Lumpur FA pada laga Liga Super Malaysia di Stadion Kuala Lumpur, Cheras, Minggu (4/2/2018). Kuala Lumpur FA kalah 0-2 dari Selangor FA. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia periode 2013-2018, Khairy Jamaluddin, mewanti-wanti berbagai stakeholder untuk mulai mengambil serius masalah yang kini tengah dihadapi klub-klub lokal.

Yang menjadi persoalan, krisis keuangan semacam ini menimpa klub-klub papan atas di Negeri Jiran. Jika tak segera diatasi, kata Khairy, kancah persepakbolaan Malaysia bisa mengalami kejatuhan karena krisis ini.

“Kita melihat semakin banyak tim berjuang untuk bertahan hidup di Liga Malaysia, dan ini telah mencapai titik kritis. Ketika tim-tim besar angkat tangan dan mengatakan mereka tidak ingin bermain lagi di liga lokal, ada sesuatu yang salah,” ujar Khairy dikutip dari NST.

Dari pemberitaan terkini, NST menyebutkan sejumlah klub seperti Kedah Darul Aman, Kelantan, Sri Pahang, hingga Perak, tengah mengalami turbulensi. Perak menjadi klub pertama yang mengonfirmasi apabila mereka tidak mengajukan lisensi nasional.

Hal itu sekaligus memastikan apabila mereka tidak akan berpartisipasi pdi MSL 2025/2026. Persoalan pelik yang kini menimpa klub-klub lokal adalah kesenjangan antara pendapatan klub dengan anggaran yang dibutuhkan untuk operasional.

Khairy mengungkapkan saat dia masih mengelola klub bernama MyTeam, saat itu dibutuhkan anggaran sebesar tiga hingga empat juta ringgit untuk operasional semusim. Namun, di masa sekarang, biayanya membengkak hingga 20 juta ringgit.

“Ketika pemerintah negara bagian tidak mendukung, ketika sponsor menarik diri, dan penggemar tidak muncul, uang pun habis. Ini menjadi lingkaran setan. Tidak ada yang mengawasi, tidak ada uang, tim-tim tersingkir. Ini kritis,” ujar dia.


Partisipasi DPMM

 

Meskipun DPMM FC juga telah beberapa kali mengeluarkan pernyataan resmi soal partisipasinya pada Liga Super Malaysia 2025/2026, sampai saat ini belum ada tanggapan resmi dari FAM maupun MFL.

Tak hanya itu, dari pemberitaan Kantor Berita Malaysia, Bernama, belum ada juga kepastian soal jumlah peserta resmi yang akan berpartisipasi untuk musim 2025/2026. Hal ini juga berkaitan dengan proses pengajuan lisensi untuk mengikuti kompetisi.

Sebagai informasi, setiap peserta yang ingin mengikuti Liga Super Malaysia harus mengajukan Lisensi Nasional yang ditangani oleh First Instance Body (FIB), sebagai pihak independen yang ditunjuk untuk menyeleksi pengajuan lisensi.

“Jumlah resmi peserta yang bakal berkompetisi untuk Liga Super Malaysia 2025/2026, sampai sekarang tidak menentu, di saat proses peninjauan pengajuan dokumen untuk Lisensi Nasional pada musim depan masih berlangsung,” tulis Bernama.

Sebagai informasi, DPMM FC merupakan klub asal Brunei Darussalam yang memiliki rekam jejak partisipasi di sejumlah kompetisi negara tetangga. Terakhir kali, mereka menjadi peserta Liga Primer Singapura mulai 2023-2025.

Sebetulnya, ini bukan kali pertama bagi mereka menjadi peserta Liga Super Malaysia. Sebab, setelah meninggalkan Liga Primer Brunei pada 2004, mereka sempat tampil di Liga Primer Malaysia pada 2005.

Ketika itu, tim yang berbasis di Bandar Seri Begawan ini mengawalinya di Liga Primer Malaysia atau kasta kedua. Setelah itu, mereka sukses merebut tiket promosi ke kasta tertinggi pada musim 2006/2007.

Sumber: NST, Bernama

 

Komentar

captcha
Kirim komentar
  • Gambar profil
    {{ currentUser.username }} {{ comment.created_at }} IP:{{ comment.ip_addr }}

    {{ comment.content }}

Belum ada komentar

Berita yang direkomendasikan

Berita yang direkomendasikan

Video yang direkomendasikan